Come Back

PANGGILAN YANG ISTIMEWA

 

Oleh: Dr. Eddy Peter Purwanto, S.Th., M.Th.

 

Khotbah Minggu Sore, 5 Februari 2005

Di Mimbar Baptis Philadelphia Tangerang

 

“Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan dari semua saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di Galatia: kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.” (Galatia 1:1-5)

  

            Ketika Billy Graham diminta untuk mencalonkan diri menjadi Presiden Amerika, ia memberikan jawaban yang begitu indah, ia berkata bahwa jika ia menjadi Presiden beberapa tahun kemudian ia akan dipensiunkan, namun jika ia menjadi Hamba Tuhan, ia akan tetap melayani seumur hidup. Terlepas bagaimana teologi dan sepak terjang pelayanan Billy Graham saat ini yang menimbulkan banyak kritik dari gereja-gereja konservatif dan fundamentalis, namun pernyataan Billy Graham di atas menunjukkan suatu kesadaran bahwa pangilannya menjadi hamba Tuhan adalah panggilan yang agung, panggilan yang istimewa, lebih dari pada hanya sekedar menjadi seorang Presiden Amerika.

 

            Begitu juga dengan Rasul Paulus, ia memahami panggilannya sebagai panggilan yang istimewa, sehingga ketika ia menghadapi orang-orang dari jemaat Galatia yang meragukan otoritas pengajarannya, meragukan jabatan kerasulannya, meragukan kemampuannya untuk menjadi pengajar Firman Allah, dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia ini, pertama-tama ia menegaskan panggilannya untuk membuktikan otoritas dirinya. Paulus memahami panggilannya adalah panggilan yang istimewa. Paulus tidak membuktikan kapabilitasnya sebagai pengajar Firman atau otoritas kerasulannya dengan berkata, “Aku telah menyelesaikan jenjang pendidikan tertinggi dalam ilmu teologi, karena aku belajar dari professor terbesar, yaitu Gamaliel.” Walaupun ini benar bahwa pendidikan yang pernah dicapai oleh Paulus adalah pendidikan tertinggi dalam ilmu teologi pada zaman itu, yaitu sekolah Taurat, yang mungkin dibandingkan dengan zaman sekarang adalah setingkat dengan Universitas. Paulus tidak membuktikan otoritas diri dan beritanya dengan pendidikan tingginya, pengetahuan filsafat helenisnya yang luar biasa, namun pertama-tama ia membuktikan otoritasnya dengan panggilannya menjadi rasul. Mengapa? Karena ia tahu bahwa panggilan menjadi rasul, panggilan menjadi penginjil, panggilan menjadi hamba Tuhan adalah panggilan yang istimewa.

 

            Dalam Galatia 1:1, Paulus mulai membuktikan tiga keistimewaan panggilannya, yaitu:

 

I.                   Panggilannya bukan karena manusia

 

“Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia…” (Galatia 1:1)

 

Panggilan Paulus bukan kerena manusia (ouk apo anthropoon). Preposisi Yunani apo memiliki pengertian forth, from, away from, distance of time or place; derivation from a quarter, origination from agency or instrumentality. (Wesley J. Perschbacher, The New Analytical Greek Lexicon ). Ini menunjukkan asalnya atau datangnya panggilan Paulus sebagai rasul bukan dari manusia. Bukan manusia yang menetapkan dia menjadi rasul. Bukan dirinya sendiri (yang juga adalah manusia) yang menetapkan dirinya menjadi rasul. Bukan rasul-rasul lain di Yerusalem yang menetapkan dirinya menjadi rasul dan juga bukan orang-orang Kristen yang menetapkan dirinya menjadi rasul. Ia berkata,

 

“Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia…” (Galatia 1:1)

 

Ini juga benar bahwa kita yang adalah para hamba Tuhan sejati pada zaman ini melayani Tuhan bukan karena dipanggil oleh manusia, bukan oleh karena kehendak diri kita sendiri, namun kita menjadi hamba Tuhan adalah panggilan Tuhan. Dr. Lloyd-Jones yang adalah asisten untuk ahli fisika raja, Lord Horder, meninggalkan karirnya di bidang medis sejak tahun 1927 dan  menjadi gembala jemaat di Aberavon, South Wales, di United Kingdom. Ia percaya panggilannya menjadi pengkhotbah datang dari Tuhan dan ini adalah panggilan yang istimewa bagi dirinya. Dalam bukunya, “What is Preaching? ia berkata, “Banyak orang sedang mengutus diri mereka sendiri, menetapkan diri mereka sendiri untuk menjadi seorang pengkhotbah atau pemberita Firman. Tentu ini adalah suatu kesalahan. Saya menafsirkan pernyataan dalam Roma 10 sebagai maksud bahwa Tuhan yang mengutus kita, dan juga bahwa gereja yang mengutus kita. Tidak seorangpun yang dibenarkan untuk mulai pelayanan pemberitaan Firman atau mungkin ia mengangkat dirinya sendiri menjadi seorang pengkhotbah. Ada elemen pengutus, dan kita harus kembali kepada aturan itu… Anda harus diutus yang sudah tentu bahwa Tuhan mengutus Anda.”

 

Apa yang dikatakan oleh Dr. Lloyd-Jones di abad yang lalu, juga masih berlaku di zaman sekarang ini. Bahkan tingkat populasi orang-orang yang mengangkat dirinya sendiri atau diangkat manusia menjadi hamba Tuhan lebih banyak lagi. Ada term yang biasa disebut sebagai “trik gereja” untuk mempertahankan orang-orang “berduit” yang dapat menopang kebutuhan gereja dengan memberikan sejumlah jabatan gerejawi yang belum tentu cocok untuk orang itu dan yang lebih menyedihkan jabatan tersebut bukan oleh karena panggilan Tuhan, namun panggilan manusia, panggilan dari pemimpin gereja yang ingin mempertahankan duit orang itu. Maap, mungkin apa yang saya katakan ini terlalu keras dan kasar, namun jika Anda merasa perkataan ini keras, koreksilah diri Anda sendiri. Jika ternyata panggilan Anda menjadi hamba Tuhan benar-benar datang dari Tuhan, maka bersyukurlah, karena berarti Anda telah melakukan yang terbaik bagi Tuhan. Dan Anda tidak perlu marah kepada saya. Namun jika Anda sendiri tidak jelas dari mana datangnya panggilan Anda sehingga Anda menyandang “embel-embel” Pdp. (Pendeta Pembantu), Pdp. (Pendeta Profesional), Ev., atau bahkan Pdt. Lebih baik Anda berdoa kepada Tuhan apa yang harus Anda lakukan sebelum Anda menyesatkan banyak orang, karena Anda sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang Alkitab, namun dengan gagah berani Anda mengajar Alkitab yang Anda sendiri belum memahaminya.

 

Sebagaimana yang disampaikan oleh Dr. Robert L. Hymers, Jr. dalam khotbahnya The Call to Preach di Kebaktian Sabtu Malam, 26 November 2005, Baptist Tabernacle of Los Angeles, Dr. Hymers mengutip beberapa pernyataan Dr. Lloyd-Jones. Dr. Lloyd-Jones berkata, “kebutuhan terutama yang urgent dalam Gereja Kristen hari ini adalah khotbah yang benar, ini adalah kebutuhan terbesar yang sangat nyata juga bagi dunia. " (Preaching and Preachers, p. 9). Dr. Lloyd-Jones menekankan bahwa khotbah “telah jatuh dari tempat yang pernah diduduki… pusat dan posisi berkuasa dalam kehidupan Gereja, khususnya dalam Protestantisme.” (ibid., p. 11).

 

“Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia…” (Galatia 1:1)

 

Ini juga benar bahwa kita masuk ke dalam keselamatan di dalam Kristus juga bukan oleh karena manusia, bukan oleh karena diri kita sendiri. Firman Tuhan menegaskan,

 

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efesus 2:8-9)

 

Tidak ada seorangpun yang berhak mengklaim bahwa ia telah menyelamatkan jiwa. Hanya Tuhan Yesus Kristus yang menyelamatkan jiwa manusia. Dan tidak dibenarkan oleh Firman Tuhan jika seseorang berkata bahwa ia diselamatkan oleh karena perbuatan baiknya, oleh hasil usahanya sendiri, oleh karena kerajinannya melayani Tuhan, oleh karena ia banyak memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan. Firman Tuhan dengan tegas mengatakan bahwa “itu bukan hasil usahamu,…  itu bukan hasil pekerjaanmu” (Efesus 2:8-9). Dan Alkitab dengan tegas juga mengatakan bahwa itu adalah “pemberian Allah.” Kebenaran ini menghindarkan kita untuk “memegahkan diri.”

 

 

II.                Panggilannya bukan oleh seorang manusia

 

“Dari Paulus, seorang rasul,…  juga bukan oleh seorang manusia” (Galatia 1:1)

 

Panggilan Paulus juga bukan oleh seorang manusia (oude dia anthropou). Proposisi *4V yang digunakan dengan genetif, anthropou, di sini menunjukkan bahwa datangnya kerasulan Paulus bukan malalui manusia. Kerasulannya diperoleh bukan melalui sidang rasul-rasul di Yerusalem. Kristus sendiri yang mengangkat Paulus secara langsung menjadi rasul.

 

Saya pernah membuat kesalahan dalam hidup saya. Tahun 2004 saya memanggil adik sepupu saya untuk datang ke Jakarta. Ia adalah anak yang cerdas dan pintar. Ia berasal dari kampung dan ekonomi orang tuanya tidak memungkinkan untuk dia melanjutkan kuliah. Oleh sebab itu, saya memanggilnya ke Jakarta untuk saya kuliahkan di suatu perguruan tinggi tertentu, dan dengan syarat ia juga harus mengambil kuliah di STT Injili Philadelphia yang saya pimpin. Ia masuk sekolah teologi jelas bukan oleh karena panggilan Tuhan. Dan bahkan dengan jujur ia mengatakan kepada saya bahwa ia sama sekali tidak memiliki panggilan menjadi hamba Tuhan. Namun saya tetap memaksa dia untuk ambil kelas di STT dengan harapan suatu saat nanti ia terpanggil untuk melayani Tuhan secara penuh waktu. Ini adalah kesalahan yang pernah saya buat dalam pelayanan. Namun puji Tuhan, semuanya berakhir tanpa akibat yang lebih besar lagi. Adik saya ini kemudian berkata bahwa ia tetap tidak terpanggil untuk melayani Tuhan, dan akhirnya ia memutuskan untuk pulang kampung.

 

Ia masuk sekolah teologi oleh karena saya, bukan oleh karena panggilan Tuhan. Dan sepertinya saya memaksakan dia agar dia terpanggil, atau memaksa Tuhan untuk memanggil dia. Ini adalah kesalahan besar yang pernah saya buat. Puji Tuhan, ia belum sempat lulus, hanya mengikuti kuliah beberapa minggu, sebelum akhirnya pulang kampung. Untunglah ia belum sampai menjadi hamba Tuhan. Bayangkan saja jika ia menjadi hamba Tuhan oleh karena saya, dan bukan oleh karena panggilan Tuhan.

 

“Dari Paulus, seorang rasul,…  juga bukan oleh seorang manusia” (Galatia 1:1)

 

Tidak dapat disangkal lagi bahwa pada zaman ini banyak orang menjadi hamba Tuhan atau pun sekolah teologi dengan mengambil jurusan pastoral dan dengan harapan setelah tamat dapat menjadi pendeta oleh karena manusia. Jangan salah faham, saya setuju kalau banyak orang Kristen sekolah teologi dengan tujuan untuk memahami Alkitab lebih dalam lagi. Dan bahkan saya menganjurkan setiap jemaat yang sudah lahir baru untuk mengambil kelas-kelas teologi. Namun jika Anda mau melayani Tuhan secara full-time, Anda harus cek diri Anda, apakah Tuhan memanggil Anda menjadi pengkhotbah.

 

Panggilan menjadi pengkhotbah atau hamba Tuhan adalah panggilan yang istimewa karena panggilan ini datang bukan oleh seorang manusia. Ini juga berarti bahwa panggilan ini bukan karena motivasi-motivasi tertentu yang salah. Ada orang ingin jadi hamba Tuhan dan sekolah teologi, karena setelah tamat SMU tidak bisa mencari pekerjaan yang layak, atau pun tidak memiliki biaya untuk melanjutkan kuliah. Oleh sebab itu, pilihan yang tersisa adalah sekolah teologi, karena banyak STT memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswanya. Ada juga orang yang ingin menjadi hamba Tuhan oleh karena melihat hamba-hamba Tuhan di kota-kota besar kelihatannya hidupnya lebih baik, tidak sedikit hamba Tuhan yang memiliki mobil, atau bahkan mobil mewah.

 

Jika hal-hal di atas yang mendorong atau memotivasi Anda menjadi hamba Tuhan dan bukan oleh karena panggilan Tuhan, maka saya katakan kepada Anda mahasiswa/i STT Injili Philadelphia yang hadir pada sore hari ini, silahkan Anda meninggalkan STT ini dan pulang ke kampung halaman sdr sekalian, pulang saja ke Medan, pulang saja ke Kupang, NTT, pulang saja ke Kalimantan, pulang saja kalian semua. Tuhan tidak memanggil Anda! Anda hanya akan menjadi para gembala upahan dan bahkan mungkin penyesat!

 

“Dari Paulus, seorang rasul,…  juga bukan oleh seorang manusia” (Galatia 1:1)

 

Ini juga adalah benar bahwa kita diselamatkan bukan oleh karena perantara manusia. Petrus berkata kepada para pemimpin Yahudi yang menangkapnya dan Yohanes,

 

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12)

 

Anda yang hadir pada sore hari ini tentunya tidak heran jika khotbah-khotbah saya pasti dan selalu menyinggung masalah keselamatan dan pertobatan, setiap saya berkhotbah entah khotbah tentang topik apa pun. Karena bagi saya ini adalah hal yang terpenting yang harus saya ulang dan ulang. Sebab saya tidak mau kalau ternyata ada di antara Anda yang belum diselamatkan.

 

Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa “keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia” (Kisah 4:12). Maap, tidak ada maksud untuk menyinggung orang-orang dari kelompok atau agama tertentu, saya harus menegaskan apa yang dikatakan oleh Alkitab bahwa “keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia.” Ini berarti keselamatan bukan oleh seorang manusia. Ini berarti keselamatan tidak melalui Maria atau co-mediator, keselamatan tidak melalui santa atau santo, atau imam, atau keputusan gereja atau apapun. Karena “keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12)

 

 

“Dari Paulus, seorang rasul,…  juga bukan oleh seorang manusia” (Galatia 1:1)

 

III.             Tetapi, Panggilannya oleh Yesus Kristus dan Allah

 

Dari Paulus, seorang rasul, … melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati.” (Galatia 1:1)

 

Paulus menegaskan bahwa kerasulannya datang bukan dari manusia, bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah. Ia sadar sepenuhnya bahwa panggilannya menjadi rasul adalah datang dari dan oleh karena Yesus Kristus. Kata rasul dalam bahasa Yunani adalah αποστολος. Dan ini memiliki arti sebagai “utusan” atau “duta”. Kehadiran Paulus di tengah-tengah dunia adalah sebagai “utusan” atau “duta” dari Kerajaan Allah. Layaknya Duta Besar dari suatu negara tertentu ditetapkan oleh Presidennya, maka oleh karena Paulus adalah Duta Besar atau Apostolos, dari Kerajaan Allah, maka kerasulannya ditetapkan oleh Kristus dan Allah sendiri. Karena hanya Dialah yang berhak mengangkatnya menjadi Duta atau Apostolos bagi Kerajaan Allah.

 

Paulus berkata,

 

“Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, … dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah” (II Korintus 5:20)

 

            Paulus menegaskan bahwa dirinya dan teman-teman sepelayanannya -- karena ia menyebut kami -- adalah utusan-utusan atau duta-duta Kristus. Sebagai duta-duta Kristus mereka memiliki tugas, yaitu menyerukan kepada bangsa-bangsa di dunia, orang-orang di dunia yang memberontak kepada Allah, yang menentang Kerajaan Allah, suatu seruan untuk perdamaian dengan Kerajaan Allah. Inilah panggilan kita sebagai duta-duta Kristus. Dan ingatlah! Panggilan menjadi duta Kristus, kita terima bukan dari manusia, dan juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah.

 

            Dalam teks kita, Galatia 1:1, selain Paulus menegaskan bahwa panggilannya datang dari Tuhan sendiri, ia juga menyinggung penekanan doktrin kebangkitan Kristus. Paulus menegaskan ini untuk membuktikan kerasulannya. Ingat, salah satu syarat menjadi rasul pada waktu itu adalah pernah melihat Yesus yang telah bangkit (Kisah 1:22).  Dr. W.A. Criswell dalam khotbahnya di First Baptist Church di Dallas pada tahun 1997 pernah berkata, “Motivasi seorang pengkhotbah harus memimpin orang kepada iman yang menyelamatkan di dalam Kristus. Berita Perjanjian Baru harus memberitakan kematian, kebangkitan, keilahian dan keselamatan dari Yesus Kristus.” (Dr. W.A. Criswell, The Place of the Evangelism in Pulpit Ministry, Video, Criswell Foundation). Dan hal ini jugalah yang ditegaskan oleh Paulus, yang membuktikan panggilannya benar-benar dari Tuhan sendiri. Ia berkata,

 

“Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin” (Galatia 1:3-5)

 

            Mungkin Anda ingin bertanya kepada saya, bagaimana kita tahu bahwa kita dipanggil oleh Tuhan. Saya tidak bisa memberikan jawaban yang lebih baik kepada Anda selain jawaban yang pernah diberikan oleh beberapa pengkhotbah besar ini. Dr. R. L. Hymers berkata, “Panggilan untuk menjadi pemberita firman begitu menekan (compulsive). Ini adalah kata bahasa Inggris terbaik – compulsive. Anda dipaksa, ditekan, dikuasai, dikendalikan untuk itu. Seseorang yang belajar ilmu psikologi bahkan harus membandingkan ini dengan “obsessive compulsive behavior”. Orang yang dipanggil untuk memberitakan firman tidak akan sejahtera, ada tekanan untuk melakukan itu, ada dorongan untuk melakukan itu.” (Dr. R.L. Hymers, The Call to Preach, khotbah di Baptis Tabernacle of Los Angeles). Dr. W.A. Criswell menyebut tekanan ini sebagai “inner necessity to speak” (The Criswell Study Bible, note on Jeremiah 20:9). Dan saya pikir ini adalah yang mendorong pengkhotbah besar Spurgeon untuk mengatakan hal ini yang harus diterapkan oleh para pelayanan Tuhan di sekolah Alkitabnya, “Anak muda, hindarilah pelayanan jika itu semua mungkin dapat engkau lakukan.” Jika Anda dapat menghindari panggilan untuk melayani, jika Anda tidak didorong oleh tekanan dan keharusan yang terus membuat hatimu tidak sejahtera, maka lakukan ini dan lupakan pekerjaan sebagai pengkhotbah ini. Beberapa anak muda mungkin bertanya demikian, “Bagaimana saya dapat mengetahui jika saya dipanggil?” Yah, apakah Anda merasa ada yang menekan Anda untuk melakukannya? Apakah Anda merasakan ada sesuatu yang terus mendorong Anda untuk melakukannya? Apakah tidak ada pilihan lain? Jika ada, lupakan semua hal ini.

 

Dr. Lloyd-Jones berkata, “Beberapa dari Anda yang familiar dengan kehidupan dan pelayanan luar biasa dari George Whitefield, salah satu dari pengkhotbah terbesar di sepanjang masa, akan mengingat keraguannya untuk menjadi pemberita firman. Ia sangat ketakutan… ia mengalami tekanan dalam pikiran dan rohnya. Ia merasa bahwa ia tidak layak, dan tentu, orang yang tidak memiliki perasaan tidak layak seperti ini tidak dibenarkan untuk naik ke mimbar. [Whitefield] adalah orang yang meragukan kemampuan dirinya untuk waktu yang lama dan secara serius mengalami tekanan batin. (Martyn Lloyd-Jones, M.D., "What Is Preaching?" in Knowing the Times, Banner of Truth Trust, 1989, p. 262).

 

Lagi Dr. R.L. Hymers, yang adalah sahabat saya, rekan dalam pelayanan penginjilan melalui internet untuk menjangkau berbagai bangsa dan bahasa – kami melayani khotbah penginjilan melalui Internet dalam enam bahasa, yaitu Inggris, Indonesia, Spanyol, China, Korea, dan Jepang – Dr. R.L. Hymers menegaskan, “Weakness [perasaan tidak mampu], fear [perasaan takut], trembling [perasaan rendah], awe [kegentaran, takut], dread [ketakutan], a "burning fire shut up in my bones… weary with forbearing," alarmed, compelled, driven, forced, "an inner necessity to speak." Semua ini adalah kata-kata dalam bahasa Inggris yang merefleksikan beberapa tekanan batin yang berhubungan dengan panggilan sejati dari Tuhan untuk memberitakan Injil. Jika Anda tidak memilikinya – jangan lakukan itu! “Anak muda, hindarilah pelayanan jika itu mungkin dapat engkau lakukan.”

 

Begitu juga, ini adalah kebenaran bahwa kita masuk ke dalam keselamatan di dalam Kristus oleh panggilan Allah. Kristuslah yang telah menyelamatkan kita. Bukan karena perbuatan kita, bukan oleh karena kebaikan kita, bukan karena manusia, dan juga bukan oleh seorang manusia kita diselamatkan, namun oleh Kristus. Darah-Nya yang kudus telah menyucikan kita. Panggilan keselamatan adalah panggilan teragung dalam hidup kita. Sudahkan Anda memilikinya? Sudahkan Anda diselamatkan?

 

            Saudaraku…

           

            Panggilan menjadi hamba Tuhan adalah PANGGILAN YANG ISTIMEWA. Karena panggilan ini bukan karena manusia, dan juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah. Panggilan ini adalah panggilan untuk menjadi utusan-utusan. Menjadi Duta Besar dari Raja di atas segala raja, Presiden di atas segala presiden. Menjadi Duta Besar dari Kerajaan Allah untuk mengumumkan berita pendamaian dari Allah, keselamatan oleh kasih karunia di dalam Yesus Kristus kepada dunia yang terhilang. Tidak ada pekerjaan yang lebih istimewa dari panggilan menjadi duta Kristus.

 

            Mari saudaraku, jika Anda dipanggil bergabunglah bersama kami untuk melayani Tuhan dan mengembangkan pelayanan ini. Namun jika Anda tidak dipanggil tinggalkan pelayanan Anda. Dr. Lloyd-Jones menafsirkan pernyataan Spurgeon yang berkata, “Jika Anda dapat melakukan sesuatu lakukanlah. Jika Anda dapat meninggalkan pelayanan, tinggalkan pelayanan,” demikian “Saya harus katakan tanpa ragu, saya harus katakan bahwa hanya orang yang dipanggil menjadi pemberita Firman yang tidak dapat melakukan apapun untuk hidup di luar pelayanan. Panggilan untuk memberitakan firman begitu kuat atasnya, sehingga ia berkata, “Saya tidak dapat berbuat apa-apa. Saya harus memberitakan firman.”