Come Back

BERKAT MENGINGAT TUHAN

 

Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Khotbah ini di sampaikan di Philadelphia Baptist Fellowship, 24 September 2006

Ditranskripkan/dituliskan kembali oleh Makjen Simanjuntak, S.Th.

 

“Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” (I Korintus 11:23-25).

 

Ketika berbicara tentang Perjamuan Tuhan, di dalam 1 Korintus 11:24, rasul Paulus mengulang perkataan Yesus, “lakukanlah ini untuk mengingat akan Aku.”

 

Pada tanggal 7 Januari 1855, Charles Hodge Spurgeon berkhotbah di Hall Chapel dengan tema: Remember of Christ. Pada khotbahnya ini Spurgeon menjadikan 1 Korintus 11:24 sebagai dasar khotbahnya dan pada kesempatan sore hari ini saya akan membahas ayat ini dengan mengambil beberapa poin yang terdapat dalam khotbah Spurgeon, namun kemudian saya kembangkan dengan pemikiran-pemikiran saya sendiri.

 

Mengapa kita harus mengingat Kristus? Mengapa Tuhan memerintahkan jemaat mengadakan Perjamuan Tuhan yang tujuannya adalah untuk mengingat akan Kristus, dan Yesus berkata “lakukanlah ini untuk mengingat akan Aku”? Spurgeon berkata, “Ini nampaknya bahwa banyak orang Kristen mungkin melupakan Kristus … kita melupakan Kristus karena banyak orang yang berpikir sudah lahir baru sama seperti kita sesungguhnya masih memiliki kerusakan. Kita melupakan Dia karena kita masih membawa dosa Adam. Jika kita benar-benar adalah ciptaan baru kita tidak akan pernah melupakan nama-Nya yang kita kasihi.” Itulah apa yang dikatakan Spurgeon.

 

Tidak dapat disangkal bahwa seringkali orang yang mengatakan dirinya Kristen, namun melupakan Tuhan yang telah mati baginya, yang telah mengorbankan nyawa-Nya baginya, yang telah mencurahkan darah-Nya baginya, dengan seakan-akan bahwa dia tidak pernah tahu atau ingat akan pengorbanan Kristus. Oleh sebab, itulah Yesus memerintahkan kepada jemaat untuk mengadakan Perjamuan Tuhan yang tujuannya supaya jemaat senantiasa ingat akan Kristus. Spurgeon berkata, “Orang Kristen tidak perlu mencari alasan mengapa ia harus mengasihi Kristus, sama seperti seorang ibu yang tidak perlu mencari alasan mengapa ia harus mengasihi anak-anaknya. Ia melakukan itu karena itu naturnya sebagai seorang ibu yang harus mengasihi anak-anaknya. Ciptaan yang dilahirkan kembali harus mengasihi Kristus.” Manusia yang lama telah mati dan yang ada sekarang adalah manusia baru yang mengasihi Kristus.

 

Pada kesempatan malam ini saya akan membahas dua hal apakah keuntungannya atau berkat yang kita akan peroleh ketika kita mengingat akan Tuhan.

 

Pertama, mengingat Tuhan akan cenderung memberikan pengharapan

ketika anda berada di bawah beban dosa-dosa anda.

 

Ketika anda percaya pada Kristus, seringkali mungkin anda mengalami suatu kebingungan ketika anda jatuh ke dalam dosa. Seringkali mungkin anda melihat bahwa di dalam diri anda dosa itu masih begitu berat, anda masih memikul dosa-dosa anda walaupun anda sudah mengaku percaya kepada Kristus. Orang Kristen yang demikian seringkali tidak memahami bahwa Kristus sudah menanggung seluruh dosa-dosa kita di atas kayu salib.

 

Jika anda membaca novel yang terkenal yang ditulis oleh John Bunyan yang berjudul Pilgrim Progress atau Perjalanan Seorang Musafir, dalam babak pertama novel itu diceritakan bahwa suatu malam ia bermimpi bahwa kota kebinasaan dimana ia tinggal yang melambangkan kehidupan duniawi ini akan dilenyapkan oleh api dari Sorga. Akhirnya Si Musafir ini tidak bisa tidur karena mimpinya itu terus membayanginya. Walaupun anak istrinya mencoba menghibur dia, tetapi ia tetap tidak bisa tidur. Ketika ia bertemu dengan seorang Penginjil, Penginjil itu memberitahukan pada si Musafir supaya Musafir itu meninggalkan kota kebinasaan dan menuju kota yang indah dan kemudian si Musafir pun pergi dan meninggalkan kotanya menuju kota yang indah.

 

Jika anda membaca novel ini dan melihat gambar dari si Musafir dalam novel itu, di sana dilukiskan si Musafir meninggalkan kota itu menuju kota yang indah dengan beban dipunggungnya. Beban ini adalah gambaran dari dosa. Beban ini tidak dapat dilepaskan dari punggungnya dengan usaha apapun juga. Ketika Musafir sampai di Bukit di mana digambarkan bahwa di bukit itu berdiri salib Yesus, dan ketika si Musafir sujud di depan salib itu dengan sendirinya beban itu lepas dari punggungnya dan kemudian mengelinding turun ke lubang Neraka. Dan sejak itu namanya bukan lagi Musafir tetapi si Kristen.

 

Seringkali kita sama seperti si Musafir yang sedang memikul beban dosa dipunggung kita dan beban dosa itu akan terlepas dari punggung kita dan kita mengalami kebebasan tatkala kita mengingat kembali akan pengorbanan Yesus di kayu salib. Ketika kita mengingat pengorbanan Yesus di kayu salib kita diingatkan bahwa Dia bukan hanya telah menanggung dosa-dosa kita yang lalu, tetapi Dia telah menanggung seluruh dosa kita, sehingga ketika kita menjadi percaya kepada Dia, dan kemudian kita jatuh ke dalam dosa kita mengingat bahwa dosa ini telah ditanggung dan telah dijatuhi hukuman dalam diri Yesus dikayu salib. Itulah sebabnya saya katakan bahwa ketika kita mengingat Kristus yang di salibkan melalui mengikuti Perjamuan Tuhan ini, maka kita akan memperoleh pengharapan di dalam Dia, ketika kita rasa beban dosa itu berat di atas punggung kita.

 

Dalam suatu legenda yang belum tentu kebenarannya, namun bisa kita jadikan contoh atau ilustrasi untuk menjelaskan akan kebenaran ini adalah kisah tentang Martin Luther. Suatu kali iblis datang dengan membawa sebuah gulungan. Iblis berkata kepada Luther, “Luther untuk apa kamu melayani Tuhan, kamu tidak layak di hadapan Dia. Dosamu terlalu besar di hadapan Dia. Lihatlah gulungan-gulungan yang aku bawa ini, di sini tercatat semua dosa-dosamu mana mungkin Allah mengampunimu, mana mungkin kamu layak di hadapan Dia.” Kemudian Luther menjawab, “Masihkah ada gulungan yang lain yang mencatat daftar dosa-dosaku?” Kemudian iblis membuka gulungan yang lain dan di sana terdaftar dosa-dosa Luther. Kemudian Luther berkata kepada iblis “Masih adakah gulungan yang lain yang mendaftar dosa-dosaku?” Lalu iblis mengambil gulungan yang ketiga dan di sana terdaftar dosa-dosa yang dilakukan Luther. Kemudian iblis berkata “Sebenarnya ada gulungan yang lain jika kamu mau, tapi tiga gulungan  ini saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa kamu tidak layak dihadapan Tuhan, Jadi untuk apa engkau melayani Dia?” Kemudian Luther berkata kepada si iblis “Bawa tiga gulungan itu padaku atau semua gulungan yang berisi daftar dosaku.” Dan ketika iblis menyerahkan ketiga gulungan itu, Luther mengambil tinta merah dan kemudian menumpahkan tinta itu ke atas gulungan-gulungan itu dan Luther berkata “Darah Kristus sudah menghapus semua dosa-dosaku.”

 

Saya setuju bahwa darah Kristus telah menghapuskan semua dosa-dosa kita yang terdaftar dalam setiap gulungan yang mencatat dosa kita, ketika kita percaya kepada Dia. Ketika kita mengalami pertobatan yang sejati, dosa-dosa kita yang dulu, sekarang dan bahkan yang akan datang sudah ditanggung oleh Dia. Oleh sebab itu, setelah kita percaya dan menemukan diri kita sendiri jatuh ke dalam dosa, seringkali ini menjadi beban kita, membuat kita tidak damai dan itu adalah sesuatu yang bagus, sesuatu yang baik bagi diri kita, namun jangan kemudian setelah kita menanggung dosa itu, kemudian kita berkata bahwa aku kehilangan keselamatanku. Namun ketika engkau menanggung beban dosa itu, dosa yang anda lakukan setelah bertobat anda harus mengingat akan Kristus, anda harus mengingat pengorbanan Kristus di kayu salib, anda harus mengingat perkataan Kristus yang terakhir, “Sudah selesai!” Itu artinya seluruh karya penebusan sudah selesai. Penebusan dosa kita telah selesai dan ketika kita mengingat maka kita memiliki pengharapan di dalam Dia tatkala beban dosa kita menimpa kita. Dan ketika kita memiliki pengharapan di dalam Dia, ketika kita datang kepada Dia memohon pengampunan-Nya, Ia akan mengampuni kita. Bukankah ini berkat mengingat akan Kristus. “Jikalau kita mengaku dosa kita maka Ia setia dan adil mengampuni dosa kita” (1 Yohanes 1:9).

 

Itulah sebabnya saya katakan bahwa ada berkat, ada keuntungan yang kita peroleh ketika kita mengingat akan Tuhan. Dan pada malam ini ketika kita mengambil perjamuan, kita diingatkan kembali akan Kristus, kita diingatkan kembali akan karya penebusan yang telah lengkap seperti yang Ia katakana, “Sudah selesai!” Yesus berkata, “Marilah datang kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, maka Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” Jadi ketika kita percaya kepada Kristus, ketika kita datang kepada Dia, maka Dia akan menanggalkan beban kita, Dia akan memberikan kelegaan kepada kita. Ia tidak akan menaruh beban lagi di atas diri kita. Oleh sebab itu, ketika kita mengingat akan pengorbanan-Nya, kita mengingat bahwa Dia telah mengangkat semua beban kita dan tidak ada seorangpun yang dapat menaruh beban di atas punggung kita. Oleh sebab itu, jika dosamu menjadi beban maka ingatlah Dia, karena ketika engkau mengingat-Nya, ketika engkau mengingat pengorbanan-Nya, kita memiliki pengharapan di dalam Dia atas beban-beban kita. Itulah keuntungan yang pertama dari mengingat Kristus.

 

 

Kedua, dengan mengingat Kristus anda memiliki kesabaran dalam menghadapi berbagai aniaya dan penderitaan.

 

Dalam majalah Time 18 September 2006, pada halaman muka ada judul yang tertulis “Does God Want You to be Rich?” atau Apakah Allah ingin anda menjadi kaya? Dan pada halaman 55, Rick Warren berkata: “Apakah ide ini menunjukkan bahwa Allah ingin bahwa setiap orang menjadi kaya, omong kosong.” Banyak orang berkata bahwa tatkala anda menjadi Kristen maka hidup anda akan makmur, hidup anda tidak akan menderita, hidup anda akan dipenuhi dengan kekayaan, dan sukacita.

 

Saya setuju ketika anda percaya Tuhan, ketika anda sudah memiliki pertobatan sejati, maka anda-anda benar-benar berubah dan akan lebih baik. Mengapa? Karena jika anda sudah benar-benar bertobat maka anda akan melakukan Firman Tuhan yang mengatakan bahwa “barangsiapa yang tidak mau bekerja janganlah ia makan.” Itu artinya bahwa orang yang sudah lahir baru akan bekerja keras. Dan jikalau ia bekerja keras lebih dari sebelumnya, maka tentu hidupnya akan lebih baik. Saya tidak setuju kepada orang yang mengatakan jikalau kamu percaya, cukup percaya saja maka kamu akan menjadi kaya. Itu adalah omong kosong. Tetapi saya setuju jika anda benar-benar sudah mengalami pertobatan, maka anda akan mengalami sukacita dalam diri anda, sukacita walaupun di tengah penderitaan. Namun saya tidak setuju dengan perkataan yang mengatakan bahwa jika anda sudah bertobat maka anda benar-benar tidak mengalami penderitaan. Saya tegaskan bahwa ketika engkau percaya kepada Yesus bukan berarti tidak ada lagi penderitaan dalam hidupmu, tetapi penderitaan dan kesusahan itu justru semakin besar karena imanmu. Tetapi di tengah penderitaan dan kesusahan itu anda memiliki sukacita. Itulah yang sesungguhnya terjadi ketika anda percaya kepada Tuhan.

 

Ketika anda menghadapi situasi yang sulit dalam hidup anda, ketika anda mengalami penderitaan, ketika anda mengalami penganyiayaan oleh karena iman anda, ingatlah akan Kristus karena ketika anda mengingat Kristus maka Dia akan memberikan kesabaran kepada anda dalam menghadapi berbagai macam penderitaan.

 

Ketika orang Kristen menghadapi penderitaan dan kesusahan seringkali mereka bertanya seperti layaknya orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, “Jika Allah itu Mahakasih, mengapa Ia membiarkan aku menderita? Bukankah Ia Mahakuasa dan sanggup untuk menghapus penderitaan? Dan bukankah Ia Mahatahu sehingga Ia sanggup untuk menghentikan penderitaan yang menimpaku agar aku tidak perlu menderita?” Sebenarnya itu jugalah yang dipertanyakan Ayub saat ia mengalami pencobaan dan penderitaan, tetapi Ayub tidak pernah memperoleh jawaban. Satu-satunya penjelasan Allah untuk penderitaan yang dialami Ayub adalah serangkaian pertanyaan: “Dimakah engkau ketika Aku meletakkan dasar-dasar bumi?… Dapatkah engkau menyaringkan suaramu sampai ke awan-awan sehingga banjir meliputi engkau?.... Dapatkah engkau memburu mangsa untuk singa betina dan memuaskan selera singa-singa muda?... Oleh pengertianmukah burung elang terbang mengembangkan sayapnya menuju ke selatan?” (Ayub 38-40).

 

Mengomentari penjelasan Allah ini Benjamin Blech seorang filsuf Yahudi dalam bukunya If God Is God Why Is The World so Bad berkata:

 

“Dengan perkataan lain seperti Allah berfirman kepada Ayub “Aku mengendalikan dunia yang luas dan rumit ini dan engkau tidak mungkin menangkap alasan yang demikian banyak mengapa Aku melakukan apa yang Aku lakukan.”

 

Benyamin Blech juga berkata:

 

“Bagi kebanyakan orang bahwa kesimpulan yang paling logis adalah Allah itu tidak adil. Allah berubah-ubah bahkan mungkin jahat. Memang inilah pandangan dunia yang berlaku di zaman purba, ketika orang menyembah dewa-dewa seperti ChacMool yang disembah bangsa maya atau Nergal yang disembah bangsa Mesopatamia yang adalah bentuk kuno bagi setan yng kita kenal dewasa ini.”

 

Apakah anda sudah diselamatkan Tuhan? Sudahkah anda mengalami pertobatan sejati namun tergelincir dalam pemikiran logis seperti ini? Itulah sebabnya Tuhan memerintahkan jemaat untuk mengadakan perjamuan yang tujuannya adalah untuk mengingat akan Dia. Ketika anda mengingat pengorbanan-Nya, anda mengingat penderitaan-Nya, maka anda akan melihat penderitaan yang anda alami itu tidak seberapa dibandingkan dengan penderitaan Kristus. Sehingga anda akan menjadi sabar di dalam penderitaan dan kesusahan itu dan anda akan bersukacita ketika penderitaan itu menimpa anda.

 

Nick Vujicic adalah seorang motivator yang dilahirkan dalam keadaan cacat. Dia tidak memiliki tangan dan kaki. Ketika dia lahir ibunya bertanya, jika Tuhan itu Mahakasih mengapa Ia menjadikan anaknya tidak sempurna dan hal itu juga pernah menjadi pertayaan bagi Nick, jika Tuhan itu Mahakasih mengapa ia mengalami penderitaan seperti itu, dimana ia lahir tanpa tangan dan kaki. Namun rupanya rencana Tuhan sangat besar baginya, karena justru dalam kondisinya yang seperti ini dia dapat menjadi motivator bagi banyak orang, bahkan ia telah keliling dunia. Satu kali saya menyaksikan ketika ia sedang berkotbah, saya melihat dia berkotbah dengan luar biasa dengan penuh percaya diri dan di akhir kotbahnya ia menyampaikan sesuatu yang sungguh menyentuh hati saya. Nick berkata: “Penderitaanku tidak seburuk apa yang dialami Yesus. Ketika Yesus disalibkan, kedua tangan-Nya dipakukan di kayu salib dan tentu itu sangat menyakitkan. Namun aku tidak bisa mengalami penderitaan yang sama, aku tidak mungkin bisa mengalami penderitaan yang di alami Yesus itu, karena aku tidak memiliki tangan untuk dipakukan di kayu salib. Ketika kaki Yesus di pakukan di kayu salib, tentunya ia sangat menderita, namun aku tidak dapat merasakan penderitaan itu karena aku tidak memiliki kaki.” Sungguh ini adalah pernyataan yang luar biasa.

 

Ia mengingat penderitaan Yesus. Dia yang lahir tanpa tangan dan kaki melihat bahwa penderitaannya tidak sebanding dengan penderitaan Kristus. Oleh sebab itu, ketika anda mengalami berbagai macam kesusahan penderitaan kesulitan penganyiayaan pandanglah salib Kristus. Ingatlah Kristus, maka engkau akan memiliki kesabaran  dalam menghadapi semua itu, karena sesungguhnya penderitaan kita tidak seberapa dibandingkan dengan penderitaan Kristus. Yesus berkata, “Lakukanlah ini untuk mengingat akan Aku.” Ketika kita mengadakan perjamuan Tuhan, kita mengingat akan penderitaan Yesus, akan kematian Kristus demi dosa-dosa kita. Oleh sebab itu, dengan mengingatnya, maka kita melihat penderitaan kita sangatlah kecil dibandingkan dengan penderitaan-Nya, sehingga kita memperoleh segala kesabaran dalam menghadapi segala kesusahan dan penderitaan kita. Itu adalah keuntungan. Itu adalah berkat ketika kita memandang salib Yesus, ketika kita mengingat Dia.