Come Back

APA YANG AKAN TERJADI JIKA SAYA TIDAK BERTOBAT?

-- BAGIAN II

 

Oleh: Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Diadaptasi dari Richard Baxter's A Treatise on Conversion yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Inggris modern oleh Dr. R.L. Hymers, Jr dalam A Puritan Speaks To Our Dying Nation.

 

Dikhotbahkan di Chapel Sekolah Tinggi Teologi Injili Philadelphia, 15 Maret 2006

 

"Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" (Matius 18:3).

1. Anda tidak memiliki alasan untuk menikmati kedamaian walau hanya satu jam!

Bagaimana mungkin Anda dapat bahagia dalam kondisi tidak bertobat? Jika mata hati Anda dicelikkan, maka Anda akan melihat betapa mengerikannya kondisi keadaan Anda yang sebenarnya dan Anda akan mengalami ketakutan yang luar biasa dan mencoba untuk keluar dari dosa-dosa Anda! Anda juga akan mengalami ketakutan yang memimpin Anda masuk ke dalam pertobatan, jika semua hal ini menjadi riil bagi Anda.

Dr. R.L. Hymers, Jr. menyamakan kondisi orang yang menyadari akan kondisi dirinya yang belum bertobat yang akan memimpinnya kepada pertobatan sama seperti orang yang mengalami depresi karena kesulitan hidup yang membawa mereka untuk memutuskan bunuh diri. Dr. Hymers berkata, “Ini sama persis…namun bedanya itu tanpa anugerah. Dalam hal bunuh diri, pikiran melihat hidup ini tanpa pengharapan. Tidak ada ketenangan, siang maupun malam, seperti itulah kondisi depresi pada saat melihat hidup tanpa pengharapan. Sehingga, seseorang memutuskan untuk bunuh diri. Dalam hal pertobatan, bagian pertamanya sama dengan itu. Seseorang mengalami depresi siang maupun malam. Mereka melihat hidup ini tidak ada pengharapan dan dosa-dosa mereka sendiri terlihat begitu mengerikan. Tetapi, oleh anugerah, mereka dengan sepenuh hati berbalik kepada Kristus – dari pada bunuh diri. Dengan cara inilah depresi memimpin orang untuk bunuh diri atau bertobat yang mana mula-mulanya sangat mirip.”

Hal ini tentunya mengingatkan kita akan dua contoh murid Yesus yang mengalami depresi. Yang pertama adalah Petrus. Setelah  Petrus menyangkal Yesus tiga kali, dan setelah Yesus memandang dia dan dia ingat akan apa yang pernah disampaikan oleh Yesus bahwa sebelum ayam berkokok, Petrus akan menyangkal Dia tiga kali, setelah itu semua, Petrus mengalami suatu depresi yang luar biasa. Ia menyesal dengan apa yang ia lakukan, yaitu menyangkal Yesus, namun akhirnya ia mengalami pembaharuan oleh karena anugerah Tuhan. Namun contoh yang kedua adalah Yudas Iskariot. Setelah ia mengkhianati Yesus dengan menjual Dia dengan 30 keping perak, ia menyesal. Ia berkata ia telah melakukan kesalahan terhadap Orang yang tidak berdosa dan mengembalikan uangnya kepada para pemimpin Yahudi. Ia mengalami depresi, sama seperti Petrus juga mengalami depresi, namun bedanya depresi Yudas memimpin untuk membunuh dirinya sendiri.

John Fox dalam bukunya Book of Martyrs menceriterakan tentang Archbishop Thomas Cranmer. Thomas Cranmer telah menandatangi suatu pengakuan bersalah demi menyelamatkan jiwanya dan kemudian ia membatalkan pengakuan bersalahnya itu dan akhirnya ia diikat di suatu tiang dan dibakar. Kemudian ia berkata: “Oleh karena tanganku telah menentang hatiku, oleh sebab itu biarkanlah tanganku yang pertama kali dibinasakan. Karena ketika aku masuk ke dalam api, tangan ini yang seharusnya terlebih dahulu dibakar.

            Kemudian Cranmer didorong dari tiang itu ke dalam api. Ketika ia masuk ke tempat para bishop dan martyr suci Allah itu, yaitu Latimer dan Ridley yang lebih dulu dibakar karena pengakuannya akan kebenaran, dan berlutut berdoa kepada Tuhan. 

Dan ia tidak berlambat-lambat untuk berdoa dan mengencangkan ikat pinggangnya, ia mempersiapkan dirinya sendiri untuk mati. Ketika kayu telah dinyalakan dan api mulai membakar, ia berusaha mengulurkan tangan kanannya yang telah menandatangi pengakuan bersalahnya ke dalam api. Dan di sana ia menghadapi semua itu dengan tabah, sehingga banyak orang melihat tubuh yang terbakar itu.

Ia begitu tenang dan konstan di tengah siksaan yang luar biasa dan ia kelihatannya tidak bergerak sedikitpun di ikatan itu. Dengan matanya memandang ke langit ia mengulangi perkataannya: “Tangan kananku tidak layak,” berulang kali ia mengucapkan kata-kata itu. Dan akhirnya seperti Stefanus ia berkata: “Tuhan Yesus, terimalah rohku,” sampai akhirnya lalapan api membuat suasana menjadi sunyi dan ia menyerahkan hidupnya.

Biarkanlah pikiran ini datang kepada Anda ketika Anda sedang tertawa bersama dengan teman-teman Anda – “Oh, tetapi saya belum bertobat!” Ketika Anda di tempat kerja, atau di sekolah, atau di tempat bermain, sebaiknya Anda berpikir, “Oh, tetapi saya belum bertobat!” Dan setiap malam, ketika Anda mau tidur, kiranya Anda berpikir, “Oh, tetapi saya belum bertobat!”   Kiranya pikiran ini datang ke dalam pikiran Anda ketika Anda bangun di pagi hari – simpanlah pikiran ini, “Saya belum bertobat.” Segala sesuatu yang Anda lihat atau pikirkan tentang itu semua akan mengingatkan Anda bahwa Anda belum bertobat – sampai Anda mau keluar dari kondisi yang sangat menyedihkan itu.

"Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka" (Roma 3:16).

 

8. Orang yang belum bertobat dan menolak keselamatan akan meningkatkan kebinasaan dan kesengsaraan mereka. Menjadi tidak bertobat ketika hidup di tengah-tengah orang Katolik, Mormon, atau injili baru (new-evangelicals) tidaklah mengherankan, beberapa orang lebih lagi berada dalam kegelapan seperti pada tengah malam. Tetapi menjadi tidak bertobat ketika berada di gereja dimana Injil selalu dikhotbahkan maka tidak ada alasan lagi, dan ini akan membuat kebinasaanmu bahkan lebih dahsyat pada hari Penghakiman.

Allah belum meninggalkan Anda di dalam kegelapan. Tetapi Anda menutup mata Anda, dan berpaling dari kebenaran, serta menolak untuk berpikir dengan serius tentang semua hal ini.

Anda harus mengerti bahwa khotbah yang Anda sedang dengar akan mempertobatkan atau menghukum Anda. Penolakan Anda untuk bertobat justru membuat pemberontakan Anda lebih dahsyat lagi, dan dosa-dosa Anda menjadi lebih buruk lagi, dibandingkan mereka yang memang tidak menghadiri gereja yang mengkhotbahkan Injil.

Ingatlah ini, jika Anda mati tanpa pertobatan, Anda akan dihakimi. Orang-orang yang telah mendengar banyak khotbah akan mendapatkan tempat yang paling buruk di Neraka – penghukuman terdahsyat.

"Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka" (Roma 3:16).

9. Lebih jauh Anda hidup dalam kondisi tanpa pertobatan, maka semakin lebih besar lagi penghukuman bagi Anda nantinya. Selama Anda tidak bertobat, Anda terus menerus hidup dalam pemberontakan melawan Allah. Anda menolak anugerah-Nya. Anda lebih mencintai dunia dan dosa dari pada Dia. Anda mengingkari Dia di dalam hati Anda.

Orang yang belum bertobat senantiasa berpikir buruk tentang orang yang telah bertobat. Tetapi mereka bahkan lebih buruk lagi menghukum diri mereka sendiri. Mereka mentertawakan kita, namun sebenarnya mereka sedang menyakiti dan melukai diri mereka sendiri. Mereka menggoda orang lain untuk melakukan dosa, namun dengan demikian justru menjerumuskan diri mereka sendiri ke dalamnya. Mereka menyepelekan khotbah ini, namun itu justru mengirim diri mereka sendiri ke dalam api Neraka.

Juga, pikirkanlah tentang fakta bahwa ketika Anda tetap tidak mau bertobat, berarti Anda betumbuh lebih dan lebih keras lagi di dalam dosa. Dan Allah akan meningalkan Anda lebih dan lebih lagi. Roh Kudus akan undur darimu. Dengan terus menerus hidup dalam dosa akan membuat diri Anda semakin buruk dan lebih buruk lagi.

"Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka" (Roma 3:16).

10. Selama Anda tetap tidak mau bertobat, berarti Anda merampok kebahagiaan Anda sendiri. Allah menawarkan kebahagiaan kepada Anda, dan Anda dapat memilikinya, tetapi Anda tidak mau menerimanya dengan menolak untuk bertobat. Sebenarnya Anda dapat memiliki Allah dari pada dunia, Kristus dari pada diri Anda sendiri yang penuh dosa, dan Roh Kudus dari pada Setan yang selalu menipu Anda. Anda dapat memiliki kesucian dari pada kejahatan, pembenaran dari pada penghukuman, berkat dari pada kutuk, damai sejahtera dari pada teror dan keamanan semu. Anda tidak tahu apa yang telah Anda biarkan terhilang setiap hari jika Anda tetap tidak mau bertobat – dan itu jauh lebih [berharga] dari kesenangan yang dosa dapat berikan kepada Anda.

Tanyakan itu kepada setiap orang yang telah bertobat jika Anda tidak percaya kepada saya. Tanyakan kepada mereka, apakah mereka mau kembali hidup dalam kondisi tanpa pertobatan. Jika orang-orang ini menemukan bahwa mereka tidak menjadi lebih baik dari sebelumnya, pastilah mereka mau kembali kepada keadaan sebelumnya yaitu pada saat mereka belum bertobat. Tetapi para petobat sejati tidak akan melakukan ini untuk alasan apapun juga!

Jika Anda tahu bahaya hidup yang sedang Anda hadapai sekarang, Anda harus segera meninggalkannya sama seperti orang yang segera lari keluar dari rumah yang terbakar, atau seseorang yang akan segera meninggalkan kapalnya yang bocor di lautan, karena jika ia tidak segera berenang ke pantai ia akan mengalami karam kapal dan tenggelam. Dan jika Anda tahu bahwa lebih baik Anda bertobat, Anda tidak akan menunggu lebih dari satu hari untuk melakukannya.

Saya sekarang mau menunjukkan kepada Anda apa maksudnya menjadi tidak bertobat. Jika Anda dengan berani terus menerus hidup dalam ketidak-percayaan, dan dengan gegabah menolak apa yang saya sampaikan, jika Allah meninggalkan Anda sendirian, atau jika kematian datang kepada Anda yang masih dalam kondisi belum bertobat – maka Anda tidak dapat menyalahkan siapapun selain menyalahkan diri Anda sendiri.

"Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka" (Roma 3:16).